LISENSI HAK SIAR DABANGG 3 JADI PRIMADONA, KOK BISA ? BERIKUT PENJELASANNYA


Gejolak marketing film Dabangg 3 untuk perilisan di indonesia sudah resmi dimulai sejak sebulan yang lalu. Lisensi hak siar atau SPIV film DABANGG 3 telah resmi terdaftar di market value digital indonesia pertanggal 18 November pukul 19.28 WIB atas nama rumah produksi Salman Khan Films sebagai publisher film DABANGG 3. Sebagai film besar bollywood tentunya film dari Salman Khan tersebut tidak akan sulit untuk mengambil hati para Promotor Organizer bioskop bioskop indonesia untuk menayangkan film DABANGG 3 di banyak kota indonesia. Namun ternyata ada hal yang sangat menarik dari lisensi SPIV film DABANGG 3 tersebut yang sangat jarang terjadi di dalam market film bollywood di indonesia. Apakah itu ? kalian penasaran ? baca penjelasan saya dibawah ini ya :
Ternyata film DABANGG 3 in tidak menggunakan metode lisensi "Single Trade" yang selalu di pakai oleh film film bollywood yang lepas tayang di indonesia. Apa itu metode Single Trade ? Metode Single Trade maksudnya adalah metode kepemilikan lisensi secara penuh dengan menebus biaya SPIV tadi, artinya jika suatu perusahaan bioskop ingin menayangkan suatu film yang memakai metode Single Trade maka bioskop tersebut harus membeli lisensi tersebut sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pihak publisher film. Metode ini kebanyakan di pakai oleh film film hollywood (meski tidak semua) dan seluruh film bollywood. Jadi contoh kecil saja seperti film MARJAAVAAN kemarin yang menggunakan metode Single Trade, gagal tayang di indonesia karena tidak ada satupun pihak bioskop yang tertarik membeli lisensi hak tayang MARJAAVAAN yang mereka anggap terlalu mahal. Jadi seperti itulah kesimpulan dari metode Single Trade yang secara keuntungan sangat menguntungkan pihak publisher film karena laris atau gak larisnya film mereka yang tayang di suatu negara mereka tetap dapat hak yang sama sesuai berapa harga yang mereka patok di SPIV, sedang bagi pihak bioskop jika filmnya flop maka ada kemungkinan merka rugi besar tapi jika sangat laris maka pasti juga untung besar. Kenapa semua film bollywood menggunakan Single Trade khususnya di Indonesia ? Karena para publisher film tersebut ingin mengamankan salary worldwide mereka dengan mencari untung yang pasti dengan menjual lisensi hak tayang, karena mereka tau jika market penonton di indonesia untuk film bollywood sangat tidak pasti.
Lalu metode apa yang digunakan DABANGG 3 ? ternyata film DABANGG 3 menggunakan metode "Full Package" untuk lisensi filmnya bukan hanya di indonesia tapi di seluruh asia tenggara. Nah apa itu metode Full Package ? Metode jenis ini dipakai oleh semua film film indonesia yang rilis di tanah air juga ada beberapa film asal korea selatan, maksud dari metode ini adalah para pihak bioskop tidak harus membeli lisensi dari film tersebut untuk menayangkannya di bioskop mereka, tetapi cukup dengan membayar pajak market internasional dan membuat perjanjian dagang dengan pihak publisher film yang menggunakan metode film Full Package. Lebih jelasnya lisensi film DABANGG 3 tidak harus dibeli cukup membayar pajak dan membuat perjanjian maka film DABANGG 3 sudah bisa di tayangkan, artinya DABANGG 3 punya peluang untuk rilis di banyak perusahaan bioskop mulai dari CGV, PLATINUM, XXI, CINEPLEX dan lain lain yang tertarik dengan film DABANGG 3. Lalu kenapa metode seperti ini tidak di pakai semua film bollywood ? kan jadinya semua fans bollywood di indonesia bisa kebanjiran film bollywood di bioskop ? Satu kelemahan terbesar metode Full Package ini adalah ketidak pastian income yang akan diterima pihak publisher film, karena pihak publisher tidak mendapat apa apa dari pelepasan lisensi jadi mereka hanya akan beraharap keuntungan di hasil pendapatan film di negara tersebut, jika filmnya laris maka mereka bisa untung besar namun jika flop mereka malah bisa rugi. Tentu pihak publisher film di india tidak ingin film nya yang tayang di indonesia justru membuat mereka rugi dan tidak menambah income worldwide mereka.
Jadi sebuah langkah besar yang sangat berani dan postif di ambil oleh pihak Salman Khan Films selaku publisher film tersebut, mereka tidak semata mata mengejar keuntungan pribadi tapi juga memperdulikan penonton penonton setia mereka di negara yang tidak begitu hype secara market penonton keseluruhan. jadi saya pribadi sangat bangga akan keberanian film DABANGG 3 dan semoga menjadi contoh untuk film film bollywood lainnya.
Sekian pembahasan minim faedah dari saya, semoga bermanfaat dan tidak membuat kalian jenuh dan bosan karena saya rutin memposting hal hal yang beginian, anggap saja kalian sedang baca majalah ya. Terima kasih..
Fansnya Salman Khan mana suaranyaaaaaaa !!!!!!!!*** (Putri Hawa)

4 Komentar

  1. Wah perlu diapresiasi setinggi-tinggi nya langkah berani SKF ini.
    Kalau memang benar akan tayang di beberapa platform bioskop di Indonesia, semoga bollymania berbondong-bondong untuk menonton di bioskop.

    BalasHapus
  2. Satu terobosan dr skf...semoga filmnya laku di indonesia

    BalasHapus
  3. Semoga di cilegon ada..

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak