Katrina Kaif Dihujat Dan Diejek Secara Brutal Di Medsos, Disebut \'Ratu Botox\'

 

Bollywood ID. Baru-baru ini, gencar dilakukan promosi film terbaru Katrina Kaif berjudul Sooryavanshi, film yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh para penggemar film-film Bollywood. 

Di film karya Rohit Shetty ini, Katrina Kaif berperan menjadi pendamping atau pasangan Akshay Kumar. Sayangnya, banyak penggemar Bollywood, yang kurang suka atau tidak senang melihat penampilan Katrina. 

Film Sooryavanshi sendiri, saat ini sedang beredar di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Film thriller karya Rohit Shetty ini dirilis secara serentak di semua negara pada 5 November 2021, setelah tertunda hampir 2 tahun. Dan dalam dua hari penayangannya, film meraih box-office. 

Namun, di tengah kesuksesan film Sooryavanshi, sang aktris utamanya, Katrina Kaif, justru saat ini tengah menjadi bulan-bulanan di media sosial. Mengapa? 

Beberapa orang yang mengaku sebagai 'haters' (pembenci), menunjukkan perubahan wajah Katrina Kaif baru-baru ini. Dikabarkan, Katrina telah melakukan perbaikan di bagian wajahnya yang terlihat nyata, hingga banyak hatersnya yang memanggilnya sebagai 'Ratu Botox'. 

Inilah beberapa reaksi penggemarnya, yang kini menghujatnya:

"Sir ab es flop actress botox queen katrina kaif ke sath kaam mat karna (Tuan, sekarang jangan bekerja sama lagi dengan aktris gagal ini 'Ratu Botox' katrina kaif)," tulis akun @iAnkxxx.

"Katrina is all Botox !!! What happened to herrr
(Katrina adalah semua Botox!!! Apa yang terjadi padanya)," cuit akun @purplexxx

"Showbiz adalah tempat yang sulit. 10 tahun adalah waktu yang lama di dunia showbiz untuk wanita & dia ada di sana untuk waktu yang lebih lama. Satu-satunya cara untuk bersaing dalam industri, di mana orang-orang lebih menyukai gadis-gadis muda, dia berusaha untuk terlihat jauh lebih muda dari usianya. Itu saja," tulis akun @Zafrehxxx.

Aktris Katrina menerima hujatan dan ejekan besar-besaran, terkait perubahan wajahnya yang tampak berbeda, dan sekali lagi seorang selebritas menjadi sasaran  para haters (pembenci) di media sosial. [Melaty Tagore]